Nokia Global akhirnya memastikan bahwa beberapa produknya memang tak harus berteknologi tinggi yang ujung-ujungnya berat di harga. Hal itu sudah terlihat sejak merilis seri C3, kemudian X5, dan tempo hari memastikan ponsel musiknya, 5250, siap hadir di pasaran.
Seri yang menggunakan layar sentuh (teknologi resistif) seluas 2,8 inci ini bahkan dipastikan dijual sekitar 100 euro (belum termasuk pajak) atau sekitar Rp 1,3 juta. Dengan harga sebesar itu, apa yang bisa konsumen peroleh?
Secara fisik, seri ini memang mengikuti tren perkembangan zaman untuk desain ponsel pintar masa kini. Selain itu, perangkat lunaknya didukung oleh OS Symbian 60 dari versi terakhir (rilis kelima). Memakai kamera 2 MP, sedangkan pada sektor musik tidak saja mengandalkan pemutar audio, tetapi juga dilengkapi sebuah radio FM. Tak ada tambahan radio data system (RDS) yang menyertainya. Begitu pun kamera tak ditambahi oleh LED flash.
Inilah pengurangan yang dilakukan demi mendapatkan harga di atas. Selain itu, seri ini memang bukan ponsel 3G, juga minus Wi-Fi. Sementara ruang memori internalnya hanya 51 MB, maka lagu-lagu yang disimpan hanya bisa memanfaatkan microSD yang dapat diekspansi sampai16 GB.
Toh begitu, Nokia memberikan beberapa kelebihan, terutama dalam hal solusi yang ditawarkan. Lewat OVI yang kini semakin "kaya" isi itu, Nokia menyiapkan OVI Music. Tampaknya inilah jawaban dari begitu beragamnya program musik yang ditawarkan, kini dijadikan satu dalam OVI.
Nokia 5250 bagi pemula memang menjadi semacam gadget baru yang mengasyikkan karena memperoleh pengalaman baru. Namun, jika dibandingkan seri musik sebelumnya, X3 selevel di bawah (X3 saja memakai kamera 3,2 MP), atau bahkan kalah jauh ketimbang seri 5230. Namun, dari soal style, 5250 memang mengikuti tren, khususnya desain. Makanya warna pun jadi penting, setidaknya ada lebih dari empat kelir yang masing-masing memang kinclong. Anak muda tentu saja bidikannya.
Sumber: tekno.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar